Jakarta Bandung Jogja
Judul: Jakarta Bandung Jogja
Penulis: Boy Farabian, Ch Evaliana, Khairina Diar, Dwika Putra, Falla Adinda, Grahita Primasari, Ariev Rahman, Mia Haryono, Faizal Reza, Chacha Thaib, Pribadi Prananta
Penerbit: Kurnia Esa Publishing
Genre: Kumpulan cerpen, drama, romance
Terbit: Mei 2013
Tebal: 228 halaman
Cara dapat: buntelan dari penerbit
Harga normal: Rp45.500,00
(bisa dibeli di http://kurniaesa.com/jakarta-bandung-jogja)
Jakarta. Dikenal sebagai kota paling metropolitan, paling sibuk nomor satu di Indonesia, dan sepertinya juga masuk sekian besar di dunia. Karena “paling” itulah, maka segalanya ada di sini. Termasuk cerita cinta. Di antara hiruk-pikuk kesibukan manusia kota, waktu dan udara segar yang rasanya semakin mahal, tetap ada kisah romansa yang terjalin dengan beragam keunikannya. Di Jakarta, senyum, tangis, tawa, cemberut pun hadir karena satu rasa ini.
Bandung. Saya sering mendengar dari media–bahkan dari kawan-kawan saya sendiri– bahwa kota kembang ini identik dengan rasa cinta. Entah mengapa, mungkin atmosfer kotanya yang dingin, meski semakin ke sini Bandung juga semakin ramai dan tak sedingin dulu-dulu. Hawa dingin yang menghadirkan rasa hangat di jiwa, ketika menikmatinya bersama pasangan. Saya sering mendengar banyak kisah cinta tertenun di kota ini.
Jogja. Kota pelajar, menjadi persinggahan banyak kaum muda sehingga cerita-cerita mereka pun mekar di sini. Kota yang penuh budaya, nyaman, dan menjadi rumah bagi banyak mendatang. Tentunya, di antara sekian banyak kisah yang merebak di antara kaum muda itu, pastilah ada cerita tentang cinta. Dan maukah kamu menyimak kisah-kisah cinta yang disajikan oleh tiga kota besar ini?
Kumpulan cerita pendek yang disusun oleh 11 penulis ini menghadirkan tiga kota yang saya sebutkan di atas sebagai latar belakang tempat terukirnya kisah-kisah cinta. Membicarakan cinta tidak akan pernah bosan untuk dijadikan cerita fiksi. Begitu juga dengan kumpulan kisah-kisah pendek ini. Saya tidak tahu harus berharap apa saat hendak membaca buku ini. Mungkin, yang saya harapkan adalah adanya sesuatu yang istimewa berkaitan ketiga latar tempat yang dihadirkan. Maksud saya, tiga kota ini memiliki ciri khasnya sendiri yang saya sudah coba utarakan di prolog resensi. Apakah harapan saya terpenuhi? Ya, bisa dikatakan sebagian kisahnya menyajikan rasa yang kuat perihal kota yang dijadikan latar. Sebagian lainnya hanya sekadar sebagai tempelan, hanya menunjukkan cerita itu sedang terjadi di man